VIVAnews --
Warga yang tinggal di distrik Jajarkot, Nepal terlihat sibuk menyisir
padang rumput yang terletak di dataran tinggi pegunungan Himalaya tiap
musim semi. Mereka memburu jenis jamur langka bernama Yarchagumba, yang
disebut-sebut berkhasiat membangkitkan gairah seksual.
Laman Dailymail, Rabu 15 Mei 2013, rupanya bukan orang dewasa saja yang berburu, tapi anak-anak usia sekolah. Jumlah siswa yang turut berpartisipasi dalam perburuan tahunan itu mencapai 8.000 orang. Mereka pun meninggalkan bangku sekolah masing-masing demi ikut membantu orangtua mencari jamur langka itu.
Laman Dailymail, Rabu 15 Mei 2013, rupanya bukan orang dewasa saja yang berburu, tapi anak-anak usia sekolah. Jumlah siswa yang turut berpartisipasi dalam perburuan tahunan itu mencapai 8.000 orang. Mereka pun meninggalkan bangku sekolah masing-masing demi ikut membantu orangtua mencari jamur langka itu.
Pejabat pendidikan di
Distrik Jajarkot sampai mengatakan, tidak ada gunanya membuka sekolah
pada musim semi. "Tanpa adanya siswa, sudah tidak ada lagi gunanya
terus membuka sekolah. Oleh sebab itu kami terpaksa menutup sekolah,
karena baik guru dan siswanya ikut dalam perburuan itu," kata Prakash
Subedi, pejabat kantor pendidikan di Distrik Jajarkot.
Pihak sekolah terpaksa menambah materi pelajaran pada musim gugur
karena para siswa umumnya melewatkan kegiatan belajar di musim semi.
Kendati orang tua murid ikut berburu Yarchagumba, namun mereka telah diimbau oleh pejabat pendidikan tersebut supaya tidak mengajak anak-anaknya bekerja. Orang tua siswa mencoba menutup telinga, karena mereka menyadari anak-anak merupakan aset yang dapat meraih jamur senilai US$1000 atau Rp9,8 juta tiap kali panen.
Kendati orang tua murid ikut berburu Yarchagumba, namun mereka telah diimbau oleh pejabat pendidikan tersebut supaya tidak mengajak anak-anaknya bekerja. Orang tua siswa mencoba menutup telinga, karena mereka menyadari anak-anak merupakan aset yang dapat meraih jamur senilai US$1000 atau Rp9,8 juta tiap kali panen.
Di pasaran, harga jamur
yang dujuluki "Viagra Himalaya" itu dibanderol US$20 ribu atau Rp195
juta per kilogram! Tak heran, apabila musim semi tiba, warga termasuk
siswa sekolah berbondong-bondong berburu tanaman ini karena harga
jualnya yang tinggi.
Jamur Yarchagumba
dipercaya mengandung zat yang mampu meningkatkan gairah seks,
aphrodisiac. Permintaan tanaman ini tergolong sangat tinggi, terutama di
pasar China dan negara Asia lainnya.
Bentuk jamur Yarchagumba ini tidak seperti jamur pada umumnya. Jamur ini terlihat tumbuh di kepala ulat. Hal itu disebabkan spora dari jamur tersebut menyerang ulat kemudian tumbuh di bagian kepala.
Menurut Dailymail, kata 'yarchagumba' bermakna rumput musim panas dan cacing musim dingin dalam Bahasa Tibet. Kendati belum terbukti secara ilmiah mengenai kandungan zat Aphrodisiac yang bisa membangkitkan gairah seks, namun para ahli kesehatan herbal dari China meyakini bahwa zat yang terkandung dalam Yarchagumba dapat membantu meningkatkan performa seks.
Jamur Yarchagumba dapat dikonsumi dengan cara direbus lalu air rebusannya digunakan untuk membuat teh atau dicampur ke dalam sup. Selain meningkatkan performa seks, jamur ini juga mampu menyembuhkan berbagai penyakit. (adi)
Bentuk jamur Yarchagumba ini tidak seperti jamur pada umumnya. Jamur ini terlihat tumbuh di kepala ulat. Hal itu disebabkan spora dari jamur tersebut menyerang ulat kemudian tumbuh di bagian kepala.
Menurut Dailymail, kata 'yarchagumba' bermakna rumput musim panas dan cacing musim dingin dalam Bahasa Tibet. Kendati belum terbukti secara ilmiah mengenai kandungan zat Aphrodisiac yang bisa membangkitkan gairah seks, namun para ahli kesehatan herbal dari China meyakini bahwa zat yang terkandung dalam Yarchagumba dapat membantu meningkatkan performa seks.
Jamur Yarchagumba dapat dikonsumi dengan cara direbus lalu air rebusannya digunakan untuk membuat teh atau dicampur ke dalam sup. Selain meningkatkan performa seks, jamur ini juga mampu menyembuhkan berbagai penyakit. (adi)
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !