LONDON – Sejak 2012 lalu, badan yang menaungi sepakbola
Eropa, UEFA telah memberlakukan sebuah aturan terkait anggaran klub
dalam belanja pemain yang disebut Finansial Fair Play.
Kebijakan ini dikeluarkan UEFA karena semakin banyak klub yang berprilaku boros dalam urusan belanja pemain, seperti tren yang kini sedang digemari klub-klub kaya raya semisal Paris Saint Germain, AS Monaco, dan Manchester City.
Disebutkan kalau dalam aturan yang akan mulai diberlakukan pada tahun 2012 itu setiap klub tak boleh membelanjakan uangnya lebih dari jumlah pendapatan yang diterima. Aturan baru tersebut dibuat demi menghentikan tren pembelian klub oleh miliarder dan pada akhirnya mengubah kondisi keuangan klub bersangkutan.
Roman Abramovich boleh dibilang sebagai penggerak tren ini ketika dia mengambil alih Chelsea pada 2003 silam. Keputusannya mengundang kontroversial saat The Blues kalap dalam membeli pemain dengan penawaran-penawaran lebih tinggi dari klub lain yang juga mengincar pemain bersangkutan.
Dengan adanya financial fair play ini, pelatih Chelsea, Jose Mourinho mau tidak mau harus sedikit mengerem kegemaran klub yang dibesutnya saat ini dalam urusan belanja pemain.
“Dengan adanya ini –kebijakan UEFA-, jelas sangat memotivasi para pemain. Anda diharuskan berpikir lebih matang tentang setiap keputusan dan kebijakan karena bila langkah yang s diambil salah, pasti memiliki pengaruh pada masa depan klub,” kata Mou, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (18/6/2013).
“Anda perlu untuk bekerja lebih erat dengan dewan di bidang keuangan, Anda harus memiliki perspektif yang berbeda dan lebih memperhitungkan pemain yang sedang dalam masa pinjaman dan para pemain muda,” imbuhnya.
Mou yakin dengan adanya financial fair play, akan memberikan efek positif bila melihat pada kestabilan keuangan klub.
“Ini adalah apa yang kita inginkan, saya sebagai seorang manajer, pemilik dan dewan direksi. Pemilik dan dewan menginginkan sebuah stabilitas. Saya ingin dengan kebijakan ini kesuksesan akan datang secara alami (bukan hasil pemborosan),” tutup Mou.
Kebijakan ini dikeluarkan UEFA karena semakin banyak klub yang berprilaku boros dalam urusan belanja pemain, seperti tren yang kini sedang digemari klub-klub kaya raya semisal Paris Saint Germain, AS Monaco, dan Manchester City.
Disebutkan kalau dalam aturan yang akan mulai diberlakukan pada tahun 2012 itu setiap klub tak boleh membelanjakan uangnya lebih dari jumlah pendapatan yang diterima. Aturan baru tersebut dibuat demi menghentikan tren pembelian klub oleh miliarder dan pada akhirnya mengubah kondisi keuangan klub bersangkutan.
Roman Abramovich boleh dibilang sebagai penggerak tren ini ketika dia mengambil alih Chelsea pada 2003 silam. Keputusannya mengundang kontroversial saat The Blues kalap dalam membeli pemain dengan penawaran-penawaran lebih tinggi dari klub lain yang juga mengincar pemain bersangkutan.
Dengan adanya financial fair play ini, pelatih Chelsea, Jose Mourinho mau tidak mau harus sedikit mengerem kegemaran klub yang dibesutnya saat ini dalam urusan belanja pemain.
“Dengan adanya ini –kebijakan UEFA-, jelas sangat memotivasi para pemain. Anda diharuskan berpikir lebih matang tentang setiap keputusan dan kebijakan karena bila langkah yang s diambil salah, pasti memiliki pengaruh pada masa depan klub,” kata Mou, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (18/6/2013).
“Anda perlu untuk bekerja lebih erat dengan dewan di bidang keuangan, Anda harus memiliki perspektif yang berbeda dan lebih memperhitungkan pemain yang sedang dalam masa pinjaman dan para pemain muda,” imbuhnya.
Mou yakin dengan adanya financial fair play, akan memberikan efek positif bila melihat pada kestabilan keuangan klub.
“Ini adalah apa yang kita inginkan, saya sebagai seorang manajer, pemilik dan dewan direksi. Pemilik dan dewan menginginkan sebuah stabilitas. Saya ingin dengan kebijakan ini kesuksesan akan datang secara alami (bukan hasil pemborosan),” tutup Mou.
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !