LONDON – Gelar spesial, dari tangan sosok spesial untuk pemain paling spesial dini hari tadi. Ya, gelar man of the match
sukses diklaim Arjen Robben sebagai penentu kemenangan Bayern Munich
dini hari tadi. Lebih istimewa lagi, titel itu diserahkan dari tangan
seorang Sir Alex Ferguson.
Diakui Sir Alex, semenjak meninggalkan kursi kepelatihan Manchester United, seperti inilah pekerjaan barunya – menjadi ‘juri’ istimewa penentu pemain terbaik di laga besar,: “Ini pekerjaan pertama saya sejak saya pensiun,” aku Sir Alex.
Robben sendiri mengaku bangga sekaligus berkomentar menyayangkan tentang keputusan Sir Alex, yang memutuskan tutup karier, beberapa waktu lalu,: “Saya rasa, sungguh disayangkan saat seorang pelatih berkelas dunia meninggalkan pekerjaannya,” timpal Robben.
Robben dianggap sebagai pemain dengan rating paling tinggi berbekal determinasinya sepanjang dua babak yang ketat. Belum lagi gol sederhana nan penting sebagai penentu gelar Eropa kelima untuk Die Roten sekaligus meruntuhkan mental Borussia Dortmund yang terbilang tampil militan.
Rasanya, jelas lebih istimewa bagi winger internasional Belanda itu. Terlebih setelah sejumlah kegagalan di final yang pernah dialaminya. Terpenting baginya, predikat ‘kalahan’ dari diri Robben sudah terlepas semenjak berkali-kali hanya berstatus runner-up baik bersama Bayern maupun De Oranje.
“Empat tahun terakhir, Bayern tampil tiga kali di final. Meski berulang, Anda harus tetap punya semangat untuk menang. Tentu perasaan saya amat teristimewa, Anda tak bisa menggambarkannya,” imbuh Robben kepad SkySports, Minggu (26/5/2013).
“Emosi kami meluap, terutama kami juga kecewa tahun lalu. Ini juga menjadi final besar saya yang keempat dan saya kalah di semua laga itu. Anda tak menginginkan predikat pecundang terus ada dan kami akhirnya melepas sebutan itu malam (dini hari.red) ini,” tuntasnya.
Diakui Sir Alex, semenjak meninggalkan kursi kepelatihan Manchester United, seperti inilah pekerjaan barunya – menjadi ‘juri’ istimewa penentu pemain terbaik di laga besar,: “Ini pekerjaan pertama saya sejak saya pensiun,” aku Sir Alex.
Robben sendiri mengaku bangga sekaligus berkomentar menyayangkan tentang keputusan Sir Alex, yang memutuskan tutup karier, beberapa waktu lalu,: “Saya rasa, sungguh disayangkan saat seorang pelatih berkelas dunia meninggalkan pekerjaannya,” timpal Robben.
Robben dianggap sebagai pemain dengan rating paling tinggi berbekal determinasinya sepanjang dua babak yang ketat. Belum lagi gol sederhana nan penting sebagai penentu gelar Eropa kelima untuk Die Roten sekaligus meruntuhkan mental Borussia Dortmund yang terbilang tampil militan.
Rasanya, jelas lebih istimewa bagi winger internasional Belanda itu. Terlebih setelah sejumlah kegagalan di final yang pernah dialaminya. Terpenting baginya, predikat ‘kalahan’ dari diri Robben sudah terlepas semenjak berkali-kali hanya berstatus runner-up baik bersama Bayern maupun De Oranje.
“Empat tahun terakhir, Bayern tampil tiga kali di final. Meski berulang, Anda harus tetap punya semangat untuk menang. Tentu perasaan saya amat teristimewa, Anda tak bisa menggambarkannya,” imbuh Robben kepad SkySports, Minggu (26/5/2013).
“Emosi kami meluap, terutama kami juga kecewa tahun lalu. Ini juga menjadi final besar saya yang keempat dan saya kalah di semua laga itu. Anda tak menginginkan predikat pecundang terus ada dan kami akhirnya melepas sebutan itu malam (dini hari.red) ini,” tuntasnya.
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !